Inilah perbedaan kaca Pyrex dengan kaca biasa

Inilah perbedaan kaca Pyrex dengan kaca biasa

Kaca Pyrex merupakan jenis kaca yang terbuat dari bahan borosilikat, sedangkan kaca biasa terbuat dari kalsium karbonat. Kaca Pyrex memiliki sifat yang lebih tahan terhadap perubahan suhu ekstrim dibandingkan kaca biasa. Kaca Pyrex juga lebih tahan retak dan pecah dibandingkan kaca biasa. Oleh karena itu kaca Pyrex sering digunakan pada peralatan laboratorium dan peralatan dapur seperti penggorengan, casserole dan loyang. Untuk mempelajari lebih lengkap, berikut penjelasannya

Apa itu kaca Pyrex?

Peralatan gelas laboratorium mengacu pada berbagai peralatan yang digunakan dalam eksperimen ilmiah, terutama di laboratorium kimia dan biologi. Peralatan ini mungkin terbuat dari kaca atau plastik, namun kaca masih sering digunakan karena sifatnya yang lembam, transparan, dan tahan panas. Kaca borosilikat yang dulu dikenal dengan nama Pyrex sering digunakan karena tahan terhadap perubahan suhu yang ekstrim. Kuarsa juga digunakan dalam beberapa aplikasi karena tahan panas pada suhu tinggi dan memiliki sifat transparan di beberapa bagian spektrum elektromagnetik. Peralatan yang terbuat dari bahan lain juga digunakan untuk tujuan tertentu, seperti vial untuk menampung zat yang disimpan dalam cahaya dan asam fluorida yang disimpan dalam polietilen karena dapat melarutkan kaca.


Kaca merupakan suatu bahan yang mempunyai sifat cair, mempunyai massa jenis yang tinggi dan struktur amorf

Atom-atom dalam kaca tidak membentuk ikatan teratur seperti yang ditemukan pada kristal. Kaca diproduksi terutama dari silika (SiO2) dan campuran batu pasir dengan fluks, yang menjamin viskositas dan titik leleh rendah. Kemudian dicampur lagi dengan stabilizer untuk meningkatkan kekuatannya.

Kaca jendela, lampu dan botol merupakan jenis kaca sodalime yang terbuat dari bahan silika (SiO2), natrium fluks (Na2O) dan kapur penstabil atau tanah liat kapur (CaO) serta sedikit magnesium (MgO) dan aluminium oksida (Al2O2). Salah satu jenis kaca tahan panas adalah kaca borosilikat, yang terbuat dari silika, boron oksida (B2O3), aluminium oksida dan soda, memiliki titik leleh yang tinggi dan tidak mudah pecah jika dipanaskan. Hal ini disebabkan karena load faktornya yang sangat kecil. Kaca jenis ini biasa disebut Pyrex. Kaca silika leburan atau kuarsa leburan sendiri dan silika 99,9% memiliki titik leleh 1580°C, faktor beban rendah dan dapat menembus radiasi ultraviolet dan inframerah.

Sifat kaca borosilikat

Kaca borosilikat memiliki koefisien muai panas yang sangat rendah, sekitar sepertiga dari kaca biasa. Hal ini membuat kaca lebih tahan terhadap perubahan suhu dan lebih tahan terhadap retak. Karena sifatnya yang tahan panas, kaca borosilikat sering digunakan pada peralatan yang memerlukan stabilitas suhu tinggi, seperti teleskop dan reflektor. Kaca ini juga digunakan dalam aplikasi penting seperti pengelolaan limbah nuklir yang sangat radioaktif.



Kaca borosilikat mulai melunak pada suhu sekitar 821 °C (1510 °F) dan memiliki viskositas tinggi pada 7740. Kaca borosilikat juga lebih padat dari kaca biasa. Meski lebih tahan terhadap perubahan suhu, kaca borosilikat tetap bisa retak jika terkena perubahan suhu yang cepat atau tidak merata. Pecahan kaca borosilikat biasanya berukuran lebih besar dari kaca biasa.

Secara optik, kaca borosilikat memiliki dispersi yang rendah dan indeks bias yang relatif rendah. Koefisien ekspansi linier kaca borosilikat G3.3 adalah 3,3 ± 0,1×10-6/K dan terdiri dari natrium oksida (Na2O), boron oksida (B2O3) dan silikon dioksida (SiO2). Komponen borosilikat pada kaca ini sangat tinggi, sekitar 12,5-13,5% boron dan 78-80% silikon, sehingga dikenal dengan sebutan kaca borosilikat tinggi. Kaca Pyrex merupakan salah satu jenis kaca borosilikat yang tahan terhadap asam, alkali, air, korosi serta mempunyai kestabilan termal dan kimia yang baik, ketahanan mekanik yang baik dan tahan suhu tinggi.

jual pajangan meja atau hiasan meja pyrex   

contack person klik logo di bawah







Comments